Desa Congkrang ,18 September 2019
Tanggal 11 September 2019 sekitar pukul 18.05 wib, Indonesia kehilangan satu putra terbaik bangsa. Beliau adalah Prof. Dr. Ing H. Bacharuddin Jusuf Habibie. Seorang putra Pare Pare Sulawesi, mantan Presiden RI ke 3 dan Wakil Presiden RI ke 7. Pak Habibie meninggalkan kita semua di usia ke 83 tahun saat di rawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Pak Habibie dilahirkan di Pare Pare Sulawesi Selatan 25 Juni 1936. Dari pasangan seorang ayah asli dari Gorontalo dan ibu dari Yogyakarta. Habibie muda sudah terkenal akan kecerdasannya. Pendidikan tingginya ditempuh di Bandung di kampus yang sekarang di kenal dengan ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk selanjutnya melanjutkan kuliah sambil bekerja di Jerman.
Beliau adalah ahli ilmu pengetahuan dan teknologi yang di akui oleh dunia. Terobosan teknologi dengan menciptakan pesawat N250 Gatotkaca dari bangsa kita sendiri adalah pemikiran yang paling fenomenal dan sangat maju dari Pak Habibie. PT IPTN yang menciptakan pesawat, PINDAD yang memproduksi senjata dan PT PAL yang menciptakan kapal laut tidak lepas dari kiprah beliau di bidang iptek.
Di bidang politik, Pak Habibie menjadi penyelamat bangsa dari transisi orde baru menuju orde reformasi. Kepemimpinan beliau sebagai Presiden RI ke 3 kurang lebih selama 1 tahun 5 bulan sudah memberikan pondasi demokrasi yang sekarang kita rasakan serta otonomi daerah untuk pemerataan pembangunan yang berkeadilan.
Ketika masih duduk di bangku SMP, penulis sangat suka membaca tulisan tentang kiprah dan pemikiran Pak Habibie. Bahkan tidak sedikit orang tua jaman dulu mengharapkan dan mendoakan anaknya menjadi anak yang cerdas seperti otaknya Pak Habibie.
Tokoh Muda Muntilan Anang Imamuddin memaparkan "Selain sebagai seorang negarawan, Pak Habibie adalah seorang nasionalis yang sejati. Dengan kecerdasan beliau maka pemerintah Jerman memberikan peluang yang istimewa apabila Pak Habibie mau mencurahkan pemikirannya serta tinggal di Jerman. Akan tetapi, Pak Habibie memilih untuk kembali ke tanah air Indonesia untuk memajukan bangsa dan negaranya. Hal ini sangat luar biasa. Kami rakyat Indonesia salut dan angkat topi akan sikap nasiolisme Pak Habibie."
"Walaupun Pak Habibie seorang yang cerdas, piawai di bidang iptek serta pernah menjadi orang pertama di Republik ini, tetapi beliau sosok yang rendah hati. Gaya bicara beliau yang bercampur logat Jerman, matanya yang berbinar binar serta gaya tubuh mungilnya yang enerjik adalah suatu yang khas yang tidak bisa kita lupakan. Sungguh memukau setiap perkataan beliau karena disampaikan dengan apik, lugas dan cerdas."(papar Anang)
Sekarang, Pak Habibie sudah meninggalkan kita semua. Indonesia berduka, kehilangan putra terbaiknya. Ungkapan belasungkawa, apresiasi, ungkapan kehilangan dan kekaguman kepada sosok Pak Habibie terus mengalir dari pelosok negeri. Bahkan dalam hitungan menit #Pak Habibie menjadi trending topik tertinggi di Indonesia. Semua cinta Pak Habibie, Semua kehilangan Pak Habibie.
Di akhir tulisan ini, kami mendoakan semoga Pak Habibie diberi wafat yang husnul khotimah. Diterima semua amal kebaikannya, diampuni segala dosanya, mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggal diberi keikhlasan dan kesabaran.
Mari kita semua generasi muda dan generasi penerus bangsa dapat meneladani sikap dan sifat beliau. Kita lanjutkan pemikiran, perjuangan serta cita cita Pak Habibie.(triistan)