Jelajah
IMG-LOGO

Belajar Ilmu S3 dari Orang Desa

Create By 24 September 2019 8 Views

Desa Congkrang, 24 September 2019

Ilmu adalah cahaya di dalam  kegelapan. Kegelapan dalam hal ini berarti kebodohan. Dalam kegelapan kita tidak dapat melihat apa-apa. Sama halnya di dalam kebodohan kadang kita tidak dapat melihat, meskipun kebaikan pun tidak terlihat karena kebodohan kita.

Begitu pentingnya ilmu sampai di dalam agama merintahkan kita untuk wajib menuntut ilmu dari mulai lahir sampai masuk ke liang lahat. Ilmu dapat berupa banyak hal, ada ilmu agama, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi dan tentunya segala macam ilmu yang ada.

Ilmu dapat diperoleh dari bangku formal yaitu sekolahan, perguruan tinggi atau madrasah dan pesantren. Tetapi dapat juga didapatkan dari cara-cara informal. Semua ilmu penting dan baik untuk kita pelajari karena pasti akan bermanfaat untuk kehidupan kita sebagai pribadi atau sebagai bagian dari masyarakat.

Dalam ilmu pendidikan tinggi kita di kenal ada tiga strata pendidikan. Strata 1 (S1) akan melahirkan sarjana, strata 2 (S2) akan menciptakan intelektual dengan gelar master, sementara strata 3 (S3) akan menghasilkan orang orang cerdas dengan gelar doktor. Menuntut ilmu di bidang akademik adalah parameter keilmuan formal yang dapat menciptakan teori-teori serta penemuan-penemuan hebat untuk kemajuan jaman. Kecerdasan akal melandasi semua keilmuan dari S1,S2 sampai S3.

Di sisi lain ada satu ilmu menarik dari orang desa yang dapat kita pelajari yaitu ilmu S3. Yang kepanjangannya Sopo Salah Seleh. Arti dari kata tersebut adalah siapa yang bersalah pada akhirnya akan kalah juga atau bakal ketahuan juga. Orang yang bersalah harusnya dengan besar hati mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Itu jauh lebih mulia daripada berkelit dan mencari pembenaran.

Tokoh Muda Muntilan Anang Imamuddin menjelaskan "Peribahasa dalam bahasa jawa ini sangat tinggi maknanya. Di desa dengan ketinggian adab dan etika sopan santunnya mengajarkan itu. Salah satu contoh, dalam sebuah sambutan acara di desa seseorang biasanya mengatakan "Sebelum saya bicara saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam perkataan dan sambutan saya ada yang salah atau ada yang kurang berkenan". Ini etika moral yang luar biasa. Belum melakukan kesalahan saja orang desa sudah meminta maaf terlebih dahulu. Hal ini merupakan kecerdasan moral dan spiritual yang harus dicontoh".(jelas Anang)

"Beda halnya dengan orang sekarang yang cerdas akal tetapi bodoh moral serta spiritual. Sudah jelas salah dan terbukti bersalah masih saja berkelit tidak mengakui serta membantahnya. Inilah penyakit orang modern. Peradaban pengecut menjangkiti orang orang saat ini. Padahal orang yang berani sebenarnya bukan orang yang berani ketika diajak berkelahi, atau yang bersuara lantang tetapi pemberani sesungguhnya adalah orang yang bersalah berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf. Itulah berani yang sesungguhnya".(pungkas Anang)

Maka dari itu, belajarlah ke desa tentang ilmu ilmu adi luhung yang penuh adab. Sopo Salah Seleh harus menjadi salah satu ilmu yang dibutuhkan saat ini. Era medsos, jaman post truth dan budaya membully  butuh kearifan ilmu dari desa biar tetap terasa damai, aman, nyaman sehingga persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa tetap terjaga.Salam Dari Desa"Dari Desa Untuk Dunia".(triistan)

IMG
IMG
IMG